Pembelajaran HOTS Terintegrasi STEM

Apakah yang dimaksud Pembelajaran HOTS Berbasis STEM?

Pembelajaran STEM

The Australian Council for Educational Research (ACER) menyatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) merupakan proses: menganalisis, merefleksi, memberikan argumen (alasan), menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun, menciptakan. STEM (Science, Technologi, Engineering, and Mathematics) merupakan pembelajaran HOTS atau pembelajaran yang membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. STEM merupakan Model Pembelajaran Abad 21 (21st Century Learning).


Pendidikan STEM adalah integrasi berbagai disiplin ilmu (Science, Technology, Engineering, Mathematics) dalam memecahkan masalah kehidupan nyata. Istilah STEM pertama kali digunakan oleh National Science Foundation di awal era 1990-an.

Kenapa harus STEM?
STEM merupakan Model Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) yang meliputi kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making).

Baca juga:
Belajar (Literasi) Istilah Penting Dalam Debat Capres 2019
Indstri 4.0: Revolusi Industri Abad ini dan Pengaruhnya pada Bidang Pendidikan
Konsep dan Peran ICT Dalam Pembelajaran Abad 21

 Kompetensi STEM

Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilatih dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka proses pembelajarannya juga memberikan ruang kepada peserta didik untuk menemukan konsep pengetahuan berbasis aktivitas. Aktivitas dalam pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk membangun kreativitas dan berpikir kritis.



 Analisis STEM pada Kurikulum 2013

Identifikasi dilakukan terhadap Kompetensi Dasar (KD) pada ranah pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kegiatan perancangan baik itu berupa proses, sistem, maupun produk. Identifikasi kegiatan-kegiatan yang sesuai pada keempat ranah sains, teknologi, engineering (rekayasa), dan matematika.


 STEM dan Project Based Learning

Penelitian terbaru tentang project based learning menyatakan bahwa proyek dapat meningkatkan minat siswa pada sains, teknologi, rekayasa dan matematika (STEM) karena melibatkan siswa dalam menyelesaikan masalah, bekerja sama, dan membangun solusi real. (Fortus, Krajcikb, Dershimerb, Marx, & Mamlok-Naamand, 2005) .


CONTOH AKTIVITAS PEMBELAJARAN STEM DI SEKOLAH

EKSPLORASI AKTIVITAS STEM PADA MATERI FUNGSI LINEAR

Terjun Lenting (Bungee Jump)

Penggunaan konteks terjun lenting yang merupakan tugas proyek untuk siswa Kelas VIII dimana materi pokoknya mencakup Persamaan Garis Lurus:
  • Kemiringan
  • Persamaan garis lurus
  • Titik potong garis

Alat dan bahan:
  1. 30 Karet gelang
  2. Boneka/Pemberat (sebagai objek)
  3. Meteran
  4. Gawai
RANGKAIAN TERJUN LENTING (BUNGEE JUMP)

KOMPETENSI DASAR

3.4 Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) dan menginterpretasikan grafiknya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual.

4.4 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan fungsi linear sebagai persamaan garis lurus.

Indikator Pencapaian Kompetensi:
  1. Mengidentifikasi konsep garis selidik dalam persamaan garis lurus
  2. Mengidentifikasi hubungan antar dua variabel
  3. Membuat grafik berdasarkan data yang diperoleh
  4. Menganalisis data hasil percobaan
  5. Menganalisis hubungan antar variabel dalam fungsi linear
  6. Menerapkan konsep fungsi linear untuk memprediksi jarak jatuh berdasarkan banyaknya karet yang digunakan.
  7. Mengkomunikasikan hasil percobaan dan diskusi.

Prosedur kerja
Pada aktivitas ini siswa akan bekerja dalam kelompok. Pada kegiatan ini siswa akan membuat simulasi kegiatan Bungee Jumping dan mengeksplor hubungan tali yang digunakan dengan jarak jatuh yang terjadi.

Alat dan bahan yang digunakan:
  • Karet gelang
  • Boneka (sebagai objek)/ Pemberat
  • Meteran
  • Gawai (smartphone)

Secara garis besar siswa diminta untuk melakukan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
  1. Siswa berdiskusi dalam kelompok
  2. Siswa diminta untuk mendesainh rancangan terjun lenting/bungee jumping.
  3. Siswa diminta untuk memprediksi hubungan antara jumlah karet dan jarak jatuh dengan ketinggian tertentu.
  4. Selanjutnya siswa diminta untuk menjawab tantangan dengan menentukan banyak karet gelang yang dibutuhkan sebagai tali sehingga objek tetap aman ketika bermain bungee jumping di ketinggian 395 cm.
Demikian penjelasan ringkas mengenai Pembelajaran HOTS terintegrasi STEM semoga artikel ini dapat mencerahkan khazanah pengetahuan pembelajaran abad 21 (21st Century Learning). Wallahu a’lam.

Labels: Gallery

Thanks for reading Pembelajaran HOTS Terintegrasi STEM. Please share...!

0 Comment for "Pembelajaran HOTS Terintegrasi STEM"

Dilarang berkomentar hal-hal yang bersifat sara dan pornografi

Back To Top