Membentuk Ekosistem Melek Literasi Di Lingkungan Keluarga dan Masyarakat


Membentuk Ekosistem Melek Literasi Di Lingkungan Keluarga dan masyarakat
Ilustrasi: Freepik.com

 “PERAN KELUARGA DAN MASYARAKAT DALAM MENUMBUHKAN BUDAYA LITERASI”


#SahabatKeluarga
#LiterasiKeluarga

  1. Peran Keluarga dalam Menumbuhkan Budaya Literasi
  2. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang ada dalam tatanan masyarakat. Proses Sosialisasi pertama kali dilakukan dalam keluarga, dumulai dalam proses belajar adaptasi dan mengikuti setiap hal yang diajarkan oleh orang-orang di dalam lingkungan keluarga. Keluarga merupakan tempat pertama kali anak mendapatkan didikan, baik secara langsung, maupun tidak langsung.
    Melalui keluarga, anak mengenal dunia sekitar, pola pergaulan kehidupan sehari-hari, serta menjadi proses awal terbentuknya kepribadian anak.

    Rumah yang ramah adalah "sekolah bagi anak" orang tua dalam keluarga berfungsi membentuk individu yang memiliki karakter dan sifat ideal dan menyiapkan mereka agar dapat hidup di masyarakat.
    Karena mulai dari keluarga yang harmonis pembentukan kepribadian dan karakter anak dimulai. Keluarga adalah agen yang paling penting dalam menentukan pendidikan anak. disadari maupun tidak disadari, anak akan mencontoh orang tua dengan menirukan perilaku, tata cara pergaulan, dan aktivitas sehari-harinya.

    Pendidikan keluarga yang baik akan mempengaruhi teladan si anak itu sendiri, bukankah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya?. Oleh sebab itu perlunya didalam sebuah keluarga terdapat wadah pendidikan yang baik sebagai sebuah "taman ilmu" dengan menyediakan bacaan-bacaan berkualitas karena dengan penyediaan bahan bacaan yang berkualitas tersebut akan membentuk dan berpengaruh terhadap cara pandang dan cita-cita anak tersebut di kemudian hari.


    "Yang paling berperan dalam memberikan pengetahuan dasar, serta membentuk kepribadian anak sebenarnya adalah keluarga bukan lembaga pendidikan formal seperti sekolah dasar".


    "Ajo Darisman"

    Disadari atau tidak, bahwa anak-anak sekarang hidup didalam dunia yang berbeda. Mereka hidup di era digitalisasi, era atau zaman dimana akses informasi sangat mudah didapatkan. internet dengan kecepatan akses tanpa batas memungkinkan terjadinya konsumsi informasi tanpa "filter" antara informasi yang layak diakses ataupun yang tidak layak diakses oleh anak-anak usia remaja maupun dewasa.

    Dalam hal ini membutuhkan peran keluarga sebagai "balance" terhadap informasi yang telah diakses tersebut sehingga dapat menekan dampak negatif yang akan timbul dari informasi tersebut. Orang tua yang bijak akan mengambil tanggung jawab untuk mendampingi anaknya, terutama dalam membentuk generasi milenial melek teknologi dengan memberikan konten-konten bacaan yang positif. Dengan memahami teknologi dan semua hal kekinian, orangtua dapat mengontrol dengan mudah aktivitas anak.

    Berikut beberapa contoh peran keluarga dalam membentuk generasi "melek Media"

    • Ikut belajar tentang Perkembangan Digital terkini bersama anak.
    • Menyeleksi konten sesuai usia
    • Menanamkan etika dunia maya
    • Menjadi teladan yang baik. Untuk melek media dan menjadi pembelajar sepanjang hayat, anak-anak masih melihat kepada orangtuanya, contoh yang sederhana adalah bagaimana etika di dunia maya. Perlu diingat di dunia tanpa batas orangtua juga menjadi rekan belajar mereka.
    • Rutin membacakan cerita untuk anak
    • Berdiskusi tentang buku, film, dan media massa dengan anggota keluarga.
    • Menyediakan bahan bacaan yang bermutu di rumah.
    • Mengagendakan tamasya literasi ke toko buku, perpustakaan, ataupun museum

    • Dokumentasi Penulis: Museum Negeri NTB

    Baca juga:
    Literasi Media Menuju Masyarakat Milenial
    Media Sosial dan Kegiatan Berbagi Informasi
    Konsep dan Peran ICT Dalam Pembelajaran Abad 21

  3. Peran Masyarakat dalam Menumbuhkan Budaya Literasi
  4. Mengapa banyak orang yang mudah termakan hoax saat ini?

    Salah satunya adalah karena banyak orang yang hanya membaca judul tanpa membaca artikel, tidak bisa membedakan satir dengan fakta, juga tidak mampu memperluas jangkauan wawasan dengan membaca berbagai sumber berita. Mereka bisa membaca aksara, namun kerap gagal memahami esensi. Membaca hanya untuk kewajiban, belum menjadi budaya dan kegemaran.

    Merujuk pada hasil survei United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2011, indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya ada satu orang dari 1000 penduduk yang masih ‘mau’ membaca buku secara serius (tinggi). Kondisi ini menempatkan Indonesia pada posisi 124 dari 187 negara dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

    Pada akhir-akhir ini banyak bermunculan gerakan literasi, diantaranya Gerakan Literasi Bangsa (GLB), Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Gerakan Indonesia Membaca (GIM), Taman Bacaan Masyarakat (TBM), serta Pustaka Bergerak yang diinisiasi oleh ratusan pegiat literasi di seluruh Indonesia.
    Tujuan utama gerakan-gerakan literasi tersebut adalah untuk mengatasi persoalan rendahnya literasi masyarakat, demi membentuk karakter generasi yang memiliki wawasan luas (Literat).

    Kegiatan literasi inipun ternyata sudah mulai menggeliat ditengah-tengah masyarakat lombok. Salah satu contoh nyata adalah terbentuknya "Berugak Buku" sebagai wahana belajar bagi masyarakat.


    Berugak Buku

    Berugak Buku

    Kata "Berugak" diambil dari Bahasa Suku Sasak di Lombok Nusa Tenggara Barat yang artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bangunan berupa panggung terbuka dengan empat atau enam tiang beratap berbentuk seperti lumbung.

    Berugak buku ini diinisiasi oleh sahabat saya Ahmad Jumaili yang memang resah melihat rendahnya budaya literasi masyarakat lombok terutama masyarakat lombok yang ada diwilayah kabupaten lombok tengah. Melalui Berugak Buku ini kami yang tergabung dalam Komunitas Guru Belajar (KGB) NTB mencoba menggeliatkan literasi masyarakat agar terbangun budaya masyarakat literat dan tidak mudah menjadi korban berita hoaks yang saat ini mudah sekali tersebar melalui akun-akun dimedia sosial seperti facebook dan media sosial lainnya.

    Inisiator Berugak Buku: Ahmad Jumaili (Tengah Peci) Foto Bersama Perangkat Desa

    Kegiatan Literasi Siswa dan Masyarakat

    Ahmad Jumaili melalui akun facebooknya menuliskan:

    "Nanti dulu bicara soal indeks minat baca di Lombok Tengah!. Di Kabupaten ini, tercatat jumlah warga yang belum bisa baca dan tulis (Buta Aksara) mencapai 70 ribu orang. Mereka tinggal di desa-desa berkubang kemiskinan dan kemelaratan yang diwariskan orang tua mereka. "Buah Durian tak kan jatuh, jauh dari pohonnya". Kondisi ini membuat kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan menjadi minim. Tambah lagi derasnya tsunami digital yang membuat angka 70 ribu orang ini mewariskan generasi milenial desa yang malas membuka buku dan lebih banyak mengkonsumsi informasi lewat sosmed. Sialnya, perpustakaan dan taman baca di Kabupaten ini belum bisa diperhitungkan. Maka apabila tak ada terobosan kreatif, tujuh turunan generasi ini akan terpenjara dalam kemiskinan literasi yang berkepanjangan.

    Berugak buku menyediakan berbagai buku bacaan untuk dibaca masyarakat umum dan anak milenial usia sekolah.

    Semoga dengan terbentuknya taman ilmu yang bernama "Berugak Buku" ini, minat baca masyarakat lombok pada umumnya dan khususnya masyarakat lombok tengah menjadi lebih baik dan dapat menjadi masyarakat yang literat sebagaimana harapan pendiri "Berugak Buku". Wallahu a'lam.



Demikian artikel Membentuk Ekosistem Melek Literasi di Lingkungan Keluarga dan Masyarakat, semoga bermanfaat.



Daftar Pustaka
https://digitalmama.id/peran-ibu-dalam-gerakan-literasi-keluarga/

https://kumparan.com/muhammad-darisman/peran-keluarga-dalam-pendidikan-literasi-anak-1521880367699

http://yasminafoundation.org/pendidikan/dampingi-anak-di-zaman-milenial-orangtua-perlu-melek-teknologi-begini-caranya/

https://www.hetanews.com/article/98902/rumah-sekolah-pertama-orang-tua-guru-utama-dalam-pendidikan-anak

Labels: Gallery

Thanks for reading Membentuk Ekosistem Melek Literasi Di Lingkungan Keluarga dan Masyarakat. Please share...!

1 Comment for "Membentuk Ekosistem Melek Literasi Di Lingkungan Keluarga dan Masyarakat"

Sangat menginspirasi artikelnya. Terimakasih.

Dilarang berkomentar hal-hal yang bersifat sara dan pornografi

Back To Top